Rabu, 01 April 2009

Sebuah kesadaran

Kubuka lagi skripsiku yang sudah berdebu. Entah sudah berapa tahun aku tidak membukanya lagi. Setiap kali  feeling blue, aku selalu membaca motto di halaman skripsiku “Supaya kamu tidak bersedih karena apa yang lepas darimu dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu” (QS 57 : 23).  Aku bukannya gak tau u have a date tapi lebih tepat dikatakan gak mau tau. Aku juga tidak berusaha untuk tau siapa, dimana dan bagaimana. Karena buatku itu lebih baik daripada aku tau dan membuatku jadi membanding-bandingkan. Malah jadi gak sehat buatku. Perasaan ini memang ada dan tidak berusaha kuhindari. Kubiarkan tumbuh dan berkembang, tapi aku selalu mengingatkan hati kecilku “kalau dia bukan hakku, sekeras apapun aku berusaha, aku tidak akan pernah bisa memilikinya  dan jika dia memang hakku, sejauh apapun dia berlari dariku, dia akan selalu tertuju kepadaku.”  Dalam doa, aku selalu meminta, “ Ya Allah, Jika dia baik buatku, agamaku, kehidupan dunia dan akhiratku, maka jodohkanlah dia kepadaku, tumbuhkan lah cinta yang tulus dihati kami dan mudahkanlah segala urusan kami. Namun jika dia bukanlah jodohku, maka palingkanlah hatiku darinya dengan kebaikan-Mu.”

Tapi kenyataannya hati menggerakkanku berbuat lain. Udah seminggu terakhir aku smsan hingga tertidur, setiap saat ngobrol dengan teman-teman dekatku, aku selalu membicarakanmu, sengaja ataupun tidak. Sejauh ini yang aku lihat, kau berusaha untuk menghargaiku. Tau atau tidak kamu dengan perasaanku, toh tidak ada yang berubah dengan sikapmu padaku. Masih sopan, baik dan respek. Dari tadi pagi aku udah berniat kirim sms lagi malam ini cuma sekedar nanya “kenapa kalo’ makan dada ayam harus yang kanan?” gak penting banget kan.. tapi dengan pertanyaan seperti itu sebenernya aku mau bilang, “aku kangen sama kamu.” U are my muse, kamu semangatku disaat aku merasa lelah dengan proses OL yang tak berkesudahan. Aku bahkan sempat lupa kalo’ aku belum Sign. Kamu salah satu dari sekian banyak motivasiku untuk menunjukkan bahwa aku mampu melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik. Perasaan itu kadang mendesak dengan tiba-tiba, pernah suatu malam, mau rasanya aku lari sekencang-kencangnya dari Curup sampe jambi hanya untuk melihatmu. Aku kangen…

Dan malam ini semua kebiasaanku, perasaanku.. harus diakhiri. Aku tidak punya pendukung, semua teman-temanku melarang. Mereka takut aku lelah hati. Mereka kuatir aku sakit. Sementara aku merasa masih mampu menikmati rasa sakit itu karena aku terlanjur memes. Tapi kali ini, sebuah kesadaran menghampiriku. Kamu dan semua yang aku rasakan tentangmu harus diakhiri. Meski ada tersisa  disudut hati “aku ingin berteman baik dan akrab denganmu dan Allah yang pada akhirnya akan memutuskan siapa jodoh kita.” If you wont be my liefe, be my bro, schaat…

Minggu ke dua di bulan April aku berangkat training sekitar tiga minggu, lalu aku langsung balik ke bangko via jambi. Aku gak punya waktu untuk mampir sebentar ke samping ramayana. Bulan-bulan berikutnya, kalo’ pun aku ke jambi untuk meeting dan disamping ramayana itu selalu dihari libur. So, aku mungkin sangat sulit untuk bertemu denganmu lagi. Mudah-mudahan ini jalan kemudahan bagiku untuk melupakanmu..