"Trainingnya akhir februari mbak" ujar suara di seberang sana. Oh, my goodness... permainan apalagi ini? kok semakin lagi aku semaki gak ngerti dgn semua kesulitan yang wajib kami jalani. lama-lama aku merasa seperti ada yang menzalimi kami ber-8. kenapa harus kami yang selalu menyanyikan lagu seventeen (selalu mengalah maksudnya) ? kok tega nian mengorbankan kami terus yang sudah lelah lahir batin.. sampe untuk buka suarapun rasanya gak sanggup lagi. apalagi alasan untuk menunda kami? kenapa semuanya begitu sulit buat kami? padahal harusnya bersyukur meng-hire kami yang setangguh ini.. sudah digombalin berkali-kali masih aja berharap dan bertahan *promosi*
lama-lama aku bisa nyusul rian menenangkan diri ke bandung.. :P
semoga Allah masih memberi kekuatan dan kesabaran dan pada akhirnya memberikan kemudahan.. amin
Jumat, 23 Januari 2009
"Bu Iin ini orangnya banyak diem ya.. kecil, gak keliatan kerjanya?", katanya sambil melihatku dengan pandangan gak percaya. What's?? sebegitunya meragukan kemampuanku? jelas aja gak tau kerjaku, kan rekanan gak melihat kerja kami setiap hari. Emang sih aku gak begitu akrab tapi hubungan selama ini baik-baik aja. aku dari orang yang sebelumnya tidak masuk dalam itungannya, lalu menjadi orang yang harus diperhatikannya. so, jadi kecewa kenapa aku yang dpt promosi jabatan jawabatan? kenapa bukan salah satu dari orang yang dekat dengannya selama ini? padahal seharusnya bersyukur lho.. aku gak berani minta-minta kecuali apa yang seharusnya jadi tanggung jawab pekerjaannya. aku gak berani.. semoga gak akan pernah berani.
dulu waktu aku masih nobody, no one wants to hear me. I remember what was the big mom has done to me and what she said. "itu kan bos kau, bukan bos aku", katanya dengan nada ketus dan menerobos masuk ke dalam ruangan. asli, gak sopan banget seorang nasabah yang tanpa keperluan penting masuk ke dalam ruangan yang didalamnya sedang ada audit. dilarang masuk malah nantangin, mentang-mentang aku bukan bos yang dibutuhkannya. atau mungkin aku anti thank you fee dan gak pernah mempan disogok dengan apapun.
sekarang keadaannya jauh lebih baik. the big mom mendekatpun gak berani. sejauh ini masih merasa aman darinya. dia gak berani merongrong aku, tapiii... gak sepenuhnya aman, karna dia dekat dengan orang-orang yang lebih punya power dariku untuk bisa memaksaku menerimanya. ini resiko jadi pekerja, bukan pemilik, there's always s'one who drives me crazy.. gak cuma internal, external pun ada yang secara halus ikut memaksaku. oh, god.. hutang budi apa orang-orang ini dengan the big mom? selain kemampuan membayar yang memang agak lumayan, gak ada lagi yang bagus menurutku tapi kemauan membayar meragukan kalo' ama aku : usahanya termasuk kategori blacklist, karakternya di cek darimanapun.. baik tetangga usaha, lingkungan sekitar masuk kategori bad juga. aku pikir hanya dengan alasan itu aku sudah bisa me-reject-nya. tapi kenapa kok banyak yang membelanya? malahan aku dianggap terlalu parno terhadapnya. kalo' aku meng-iya-kan, semua resiko ada di aku dan co-ku sebagai penanggung jawab. kenapa sih pada gak belajar juga dari pengalaman yang lalu? keledai aja gak akan jatuh ke lubang yang sama. apa ada manusia yang lebih bodoh dari keledai?
sekarang keadaannya jauh lebih baik. the big mom mendekatpun gak berani. sejauh ini masih merasa aman darinya. dia gak berani merongrong aku, tapiii... gak sepenuhnya aman, karna dia dekat dengan orang-orang yang lebih punya power dariku untuk bisa memaksaku menerimanya. ini resiko jadi pekerja, bukan pemilik, there's always s'one who drives me crazy.. gak cuma internal, external pun ada yang secara halus ikut memaksaku. oh, god.. hutang budi apa orang-orang ini dengan the big mom? selain kemampuan membayar yang memang agak lumayan, gak ada lagi yang bagus menurutku tapi kemauan membayar meragukan kalo' ama aku : usahanya termasuk kategori blacklist, karakternya di cek darimanapun.. baik tetangga usaha, lingkungan sekitar masuk kategori bad juga. aku pikir hanya dengan alasan itu aku sudah bisa me-reject-nya. tapi kenapa kok banyak yang membelanya? malahan aku dianggap terlalu parno terhadapnya. kalo' aku meng-iya-kan, semua resiko ada di aku dan co-ku sebagai penanggung jawab. kenapa sih pada gak belajar juga dari pengalaman yang lalu? keledai aja gak akan jatuh ke lubang yang sama. apa ada manusia yang lebih bodoh dari keledai?
Langganan:
Postingan (Atom)