Begitu tiba di resort di Cimacan, banyak hal tidak seindah yang kubayangkan. Tidak ada menu makan siang, dalam kondisi lelah, kami mencari makan diluar hotel.
Aku merasa seperti masuk di kelas yang salah. Sekelas dengan gerombolan si Berat, yang anggotanya 98% para manager senior di perusahaan sejenis. AKu seperti anak bawang yang paling tidak tau diantara orang-orang yang paling tau. Sesuatu yang sangat tidak menyenangkan buatku. Mereka dengan semua pengalaman, kemampuan dan bermacam-macam award yang pernah diraih… jadi bersikap menutup diri buaku si anak bawang. Mungkin aku salah karena aku sempat berfikir, “we’ll see, who’ll be best of the best. waktu yang akan membuktikan the real me. mungkin saat ini, aku cuma anak bawang tapi suatu hari aku mau membuktikan i’m the real player.” hari pertama di kelas, jangankan untuk bertanya, bicarapun di dalam forumpun aku gak sanggup membuka suara meskipun aku gak setuju dgn beberapa hal dari brainstorming yang dilontarkan di kelas.
Kelas yang tidak menyenangkan diawal perkenalan. membuatku tidak nyaman. Padahal sebelum berangkat ada insiden yang membuatku sedih. My closed friend lied to me. Aku sih maunya, menjelang berangkat training, diajak makan, dianterin ke bandara, ngobrol di lobi hotel. Tapi ini.. no show. Aduh! Ngakunya sih sibuk dengan acara keluarga tapi ternyata jalan dengan cewek. gimana gak sedih… selain pusing cari bantuan yang mo nganter ke bandara, aku juga dibohongin. kok gak jujur kacang ijo aja sih.. takut aku marah kali ? aku juga udah tau kok.
Hari kedua di Puncak, aku harus ikut game.. males banget rasanya. Bermain game dengan orang-orang yang tidak menyenangkan. Malamnya waktu renungan, di lagu Hero jadi latar acara renungan kami dengan sound system yang asli keren, pas banget.. aku yang lagi bete dan sedih dengan suasana mendukung. Mataku berair bukan karna isi renungan yang disampaikan tapi karna aku inget my closed friend, kecewa udah dibohongin. Aku pengen pulang, aku mau melupakan insiden itu, aku gak mau training.. aku cuma pengen pulang kampung secepatnya.
namun keadaan memaksaku untuk tetap masuk ke kelas yang sama, aku yang awalnya diam, gak banyak bicara, gak pernah bertanya tapi aku belajar terus untuk menutupi kekuranganku. Hingga keluar hasil test pertama.. Pede ku mulai muncul. I’m not the best but dari nilaiku mereka mulai berfikir, aku tidak se-amatir yang dipikirkan mereka selama ini. Satu per satu, teman-teman sekelasku mulai bertanya hal-hal yang tidak tau. Aku mulai merasa nyaman.. test demi test aku lewati dan aku hampir selalu top 2, bahkan di pelajaran yang paling sulit sekalipun. Aku seneng banget bisa mengalahkan orang-orang yang jauh lebih senior dariku. Dan ternyata mereka baik dan lucu-lucu semua… aku jadi betah di kelasku dengan orang-orang yang awalnya aku pikir sombong dan acuh.
Mungkin karna aku berada di kelas para manager awal, aku jadi merasa diperlakukan lebih istimewa di kampus. Padahal dulu waktu aku masih teller, gak segitunya deh… tanpa terasa sudah saatnya pulang ke cabang masing-masing. Tapi aku akan selalu ingat teman-teman sekelasku batch 5A. Kok aku jadi kangen suasana kelasku ya.. I miss u all..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar